13 August 2018

Dekat sama Pebulu Tangkis Kevin Sanjaya, Maria Selena Suka Atlet


Putri Indonesia 2011, Maria Selena menunjukkan kartu My Pertamina saat menghadiri acara Pertamina Commitment Exhibitions Fueling indonesia's Digital Future di SPBU Pertamina Lenteng Agung, Jakarta, 20 Desember 2017. Dalam kesempatan ini, Pertamina meluncurkan bahan bakar minyak jenis Pertamax Turbo Standar Euro 4. MAGANG TEMPO/Wildan Aulia Rahman
TEMPO.COJakarta - Olahraga sudah jadi bagian hidup Maria Selena. Bahkan soal pasangan pun, ia ingin mendapat pria yang berlatar belakang atlet. Setidaknya kebersamaan dengan sang pacar bisa diisi dengan olahraga bersama.

"Kenapa enggak, mungkin karena background-nya sama. Jadi enak kali ya pas nge-date olahraga bareng," ungkap Maria Selena di Kawasan Epicentrum, Jakarta Selatan, Ahad, 12 Agustus 2018.
Meski begitu, Maria Selena tak menjadikan profesi atlet sebagai harga mati untuk calon pasangannya. Jika mendapat seorang atlet, dia membayangkan keseruaan yang dijalani karena memiliki kegemaran yang sama."Atlet suka, karena punya aktivitas sama. Tapi kalau pun bukan atlet juga enggak apa-apa," ucapnya.
Belakangan Maria Selena memang dikabarkan tengah dekat dengan pebulu tangkis Kevin Sanjaya. Meski tak mengatakan secara gamblang sejauh mana kedekatan itu terjalin, Maria Selena dan Kevin kerap meluangkan waktu bersama.
Sumber: Tempo.co

Bikin Masker Susu Bubuk, Usir Kusam dan Bikin Wajah Moist

Ilustrasi masker wajah. beautifullearth.com
TEMPO.COJakarta - Susu memiliki banyak manfaat bagi tubuh, tidak terkecuali kulit. Dengan susu, kamu bisa membuat masker yang mampu mengusir kusam dan bikin kulit lembap atau moist. Untuk membuat masker ini, kamu disarankan menggunakan susu bubuk karena lebih mudah ditakar.
Mengutip laman Boldsky, susu bubuk kaya vitamin A yang mempercepat proses regenerasi kulit sehingga sel-sel kulit mati yang bikin kulit tampak kusam, segera berganti dengan yang baru. Adapun vitamin C pada susu mampu menangkal penuaan dini, sehingga kulit terlihat muda dan bersinar.
Kandungan vitamin B6 menjaga kulit tetap lembap dan sehat. Begitu juga asam laktat dosis tinggi pada susu dapat menghaluskan, mencerahkan dan meremajakan kulit. Berikut ini tiga resep membuat masker susu bubuk dengan berbagai campuran bahan yang menambah manfaat.
1. Masker susu bubuk dengan perasan lemon dan garam
Berbagai vitamin dalam susu bubuk ditambah lagi vitamin C dalam jumlah besar di perasan lemon akan memberikan manfaat berlimpah pada kulit. Adapun garam digunakan sebagai eksfoliator yang membantu mengangkgat sel-sel kulit mati.
Bahan:
- 1 sdt susu bubuk
- 1 - 2 sendok makan perasan lemon
- 1 sdt gram
Cara membuat dan pakai:
- Masukkan susu bubuk, garam, dan perasan lemon ke dalam mangkuk
- Campur hingga kental dan berbentuk seperti pasta
- Pulaskan masker ini pada wajah yang telah dibersihkan
- Biarkan selama 10 hingga 15 menit
- Bilas masker susu bubuk, lemon, dan garam dengan air dingin.
2. Masker susu bubuk, yoghurt, dan perasan lemon
Yoghurt dan ekstrak lemon mampu mencerahkan kulit. Ditambah manfaat susu yang melembapkan, tentu hasilnya kulitmu akan semakin kinclong. Masker ini juga membantu mengatasi hiperpigmentasi yang menyebabkan kulit kusam.
Bahan:
- 2 sdt yoghurt
- 2 sdt susu bubuk
- 1/5 sdt perasan lemon
Cara membuat dan pakai:
- Campurkan semua bahan sampai membentuk pasta
- Bersihkan wajah kemudian usap wajah dengan handuk hangat agar pori-pori kulit terbuka
- Oleskan masker pada wajah dan biarkan selama 20 menit
- Bersihkan wajah dengan air dingin
3. Masker susu bubuk, kunyit, dan madu
Masker ini disarankan digunakan pada wajah yang rentan berjerawat. Kandungan antimikroba pada kunyit membuat kulit lebih bersih. Madu juga memberikan efek melembapkan kulit, jadi tambah maksimal saat dipadukan dengan susu bubuk.
Bahan:
- 1 sdt susu bubuk
- ¼ sendok teh bubuk kunyit
- 1 sdt madu
Cara membuat dan pakai:
- Campur semua bahan hingga kental seperti pasta
- Oleskan secara merata pada wajah yang sudah dibersihkan
- Biarkan selama 15 menit, kemudian bersihhkan dengan air hangat
Sumber: Tempo.co

Sensitif Mendengar Bunyi? Mungkin Anda Mengidap Misophonia

Ilustrasi wanita menggigit lolipop.
TEMPO.COJakarta - Jika Anda merasa terganggu saat mendengar bunyi kunyahan sereal yang keras, atau ingin berteriak ketika mendengar orang menyeruput kuah sup dengan nyaring, bisa jadi Anda memiliki masalah neurologis yang nyata, dan Anda tidak sendiri. Istilah teknis untuk kondisi seperti ini dinamakan misophonia. Misophonia didefinisikan sebagai kepekaan yang sangat parah terhadap suara, seperti mengunyah, batuk, menguap dan lain sebagainya.

Beberapa orang memiliki kasus mishoponia yang lebih parah dibanding yang lain. Mereka sampai pada titik dimana benar-benar merasa terganggu oleh suara-suara, sampai harus membutuhkan terapi perilaku kognitif. Misophonia telah resmi disebut sebagai salah satu masalah neurologis sejak 2001. Namun meskipun begitu, masih banyak kelompok skeptis yang mempertanyakan apakah mishoponia adalah kondisi nyata.
Tapi pada tahun lalu, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology menunjukkan bahwa mereka dengan gejala ini memiliki kelainan di lobus frontal otak mereka yang menyebabkan reaksi keras terhadap suara. Bahkan hal ini bisa memicu timbulnya keringat berlebih dan detak jantung yang lebih cepat. "Saya berharap ini akan menenangkan para penderita," kata Profesor Neurologi Kognitif di Universitas Newcastle dan Universitas College London, dalam sebuah siaran pers. "Saya adalah bagian dari komunitas skeptis sendiri sampai kami melihat pasien di klinik dan mengerti betapa mirip ciri-cirinya."
Pada Februari lalu, penelitian lain menemukan bahwa misoponia dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk belajar. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Applied Cognitive Psychology, suara yang halus seperti kunyahan permen karet, cukup untuk memengaruhi kinerja akademis. "Beberapa orang sangat sensitif terhadap suara latar belakang yang relatif halus seperti mengunyah, dan kepekaan ini dapat mengganggu cukup banyak untuk merusak pembelajaran," tulis rekan penulis studi, Logan Fiorella, asisten profesor kognisi terapan dan pengembangan di University of Georgia, kepada TIME.
Para peneliti memiliki 72 mahasiswa yang mempelajari makalah tentang migrain. Setengahnya duduk di sebuah ruangan dengan orang yang mengunyah permen karet, dan yang lainnya tidak. Mereka semua kemudian mengambil tes dalam suasana hening. Mereka yang satu ruangan dengan orang yang mengunyah permen karet memiliki nilai tes yang lebih rendah.
Fiorella mencatat bahwa secara klinis tidak ada siswa yang menderita mishoponia yang parah, tetapi mereka masih terkena dampak kebisingan. "Ini mungkin sangat penting bagi siswa dengan tingkat sensitivitas misophonia yang lebih tinggi untuk menghindari belajar di tempat-tempat di mana ada banyak suara 'pemicu', seperti orang lain yang sedang mengunyah, batuk, memencet pena, atau menggesek-gesek kertas," ucap Fiorella.
"Ketika itu tidak dapat dihindari, beberapa strategi yang disarankan oleh peneliti lain termasuk menggunakan penutup telinga, fokus pada bunyi seseorang, atau menggunakan dialog internal yang positif," demikian seperti dilansir dari People.
Sumber: Cantik.Tempo.co

12 August 2018

Via Vallen Pingsan di Panggung, Ini yang Bisa Jadi Penyebabnya

Penyanyi dangdut Via Vallen mengajak bernyanyi penggemarnya dalam peluncuran album terbarunya di Kemang Jakarta, 18 Januari 2018. Single Sayang Via Vallen dalam rentang kurang 1 tahun telah berhasil mengumpulkan 120juta viewer video klip offcial. TEMPO/Nurdiansah
TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi dangdut Via Vallen jatuh pingsan saat menyanyi di atas panggung di Lapangan Tembiring Demak, Jawa Tengah, pada Jumat 10 Agustus 2018. Dari video singkat yang diunggah akun gosip Lambe Turah, Via Vallen sedang selfie dengan para penonton di atas panggung pada saat dia tiba-tiba jatuh pingsan.

Penyanyi lagu “Sayang” ini langsung dibantu oleh kru panggung untuk mendapat bantuan medis. Para penggemarnya juga langsung memberikan doa dan simpati melalui media sosial. Lalu, apa yang menjadi penyebab penyanyi berusia 26 tahun ini pingsan di panggung? Mengutip laman University of North Dakota Concert Choir, ada beberapa alasan mengapa seorang penyanyi bisa jatuh pingsan di panggung.
#1. Kurang menggerakkan otot kakiPingsan disebabkan oleh penyatuan darah di bawah jantung, sehingga tidak sampai ke otak dan berdiri diam selama sekitar 30 menit dapat menyebabkan penyatuan darah di bawah jantung. Karena itu, banyak menggerakan otot kaki dan melenturkan otot-otot betis, paha, pantat, akan membantu memompa darah kembali ke jantung.
#2. DehidrasiBanyak artis yang pingsan kurang minum air putih sebelum naik ke panggung dan selama di panggung, bila acara konser cukup lama. Terutama dengan udara yang panas, dehidrasi bisa menjadi penyebab utama mengapa artis tiba-tiba pingsan di panggung. Minum segelas air 20-30 menit sebelum naik ke panggung untuk hidrasi maksimum. 
#3. Kurang makanMakan sebelum pertunjukan juga menjadi suatu hal yang sangat penting. Makanlah makanan dengan sodium tinggi seperti pizza atau spaghetti dengan saus merah sebelum pertunjukan karena akan sangat membantu saat konser. Tidak hanya itu, hindari juga menggunakan busana yang terlalu ketat karena hal tersebut bisa menjadi penyebab pingsan di panggung.
Sumber: Cantik.Tempo.co

Hati-hati Sering Kesemutan, Gangguan Saraf?

Ilustrasi wanita bekerja. shutterstock.com
TEMPO.COJakarta - Nita Sellya seperti tidak bisa lepas dari kesemutan pada kaki saban duduk di kursi. Padahal posisi tubuh Nita sudah benar, kakinya tidak ditekuk atau disilangkan. “Tapi, baru duduk sepuluh menit saja, kaki saya sudah kesemutan,” katanya dalam diskusi tentang neuropati di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, pekan lalu. Gejala ini muncul sejak lima tahun lalu.
Jika dibiarkan, lama-lama kaki Nita jadi baal. Namun dia tidak ambil pusing. Sebab, “Biasanya setelah dipijat atau digerakkan, kesemutannya menghilang,” ujarnya, seperti ditulis di Koran Tempo, Rabu, 4 Mei 2016. Blogger asal Bogor ini pun kembali melanjutkan kesibukannya mengetik cerita di komputer.
Nita, 38 tahun, baru menyadari ada yang tak beres dengan sarafnya setelah melakukan pemeriksaan neuropati. Awalnya, dia hanya iseng-iseng. Ternyata kesemutan yang sering dialaminya terjadi karena masalah saraf tepi. Penyebabnya, Nita terlalu sering duduk di depan komputer dan jarang bergerak.
Dokter spesialis saraf, Manfaluthy Hakim, menuturkan masalah saraf tepi atau neuropati memang kerap menghampiri orang yang terlalu sering melakukan aktivitas berulang. Misalnya sering mengetik dengan ponsel, tablet, dan komputer; mengendarai kendaraan bermotor; duduk dalam waktu lama; memakai sepatu berhak tinggi; atau beraktivitas dengan gerakan berulang seperti mencuci dan menyapu.
Neuropati, ucap dia, bisa terjadi di seluruh anggota badan. Gejala awalnya berupa gangguan sensorik seperti kesemutan. Lama-lama menjadi mati rasa, kram, dan kaku-kaku. Jika tidak diatasi, gangguan berlanjut ke saraf motorik, seperti kelemahan anggota gerak, juga kerontokan rambut. Pada tahap lanjut, neuropati menyebabkan terganggunya saraf otonom yang bisa berujung pada impotensi dan kelumpuhan. “Kalau sudah begini, tidak bisa diapa-apakan lagi,” tutur Manfaluthy.
Ada banyak jenis neuropati, yakni neuropati karena penuaan, diabetes, kekurangan vitamin B, dan sebab lain, seperti infeksi atau penjepitan saraf. Menurut dokter spesialis saraf dari Universitas Airlangga, Surabaya, Profesor Mohammad Hasan Machfoed, hampir separuh masyarakat Indonesia menderita neuropati. Hasil riset yang dilakukan perusahaan farmasi, Merck Indonesia, pada 2015 juga menyebutkan 43 persen dari 16.800 responden yang tersebar di kota-kota besar berisiko terkena neuropati.
Sayangnya, kata dia, tak banyak orang paham akan neuropati. Padahal, kalau penderitanya sendiri tidak tahu, dia tidak berusaha mengatasi masalah ini. “Jangan sampai terlambat ditangani, karena akibatnya tidak akan bagus.”
Karena pengetahuan yang kurang, menurut Manfaluthy, kecenderungannya penderita menjadi salah menangani. Misalnya dengan menghentikan aktivitas, membengkokkan atau meluruskan anggota badan yang sakit, dan memberi pijatan atau balsem. Untuk sementara, gejalanya memang bisa hilang, tapi tetap akan kembali lagi jika tidak diatasi dengan benar.
Padahal neuropati sebenarnya bisa dicegah. Gangguan saraf ini bisa dihindari dengan istirahat yang cukup, mengkonsumsi gizi yang seimbang dan vitamin neurotropik, serta berolahraga secara teratur, sehingga suplai darah di saraf tepi terjaga.
Sumber: Tempo.co

Hati-hati, Sering Bermain Gawai Menyebabkan Kerusakan Saraf

Ilustrasi wanita memainkan atau memegang handphone atau ponsel. shutterstock.com
TEMPO.COJakarta - Jika sering mengalami kebas  atau kesemutan yang tiba-tiba datang ketika beraktivitas, ada baiknya Anda mulai waspada. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa membuat saraf mati rasa sehingga anggota tubuh bisa tidak lagi merasakan apapun.
Kesemutan dan kebas yang sering muncul bisa jadi pertanda Anda mengalami neuropati atau gangguan saraf. Mengerikannya lagi, masalah tersebut saat ini bukan hanya dialami usia tua saja namun juga sudah merambah ke generasi aktif yang berusia 26-30 tahun.
Awalnya, mungkin Anda hanya merasakan kesemutan atau kebas sewaktu-waktu saja. Namun kemudian, jika memburuk dan tidak dicegah serta ditangani dengan tepat bisa merusak seluruh sel saraf dan bisa berakibat kelumpuhan.
Gaya hidup sehari-hari menjadi penyebab. Menariknya, ternyata pemakaian gawai berlebihan menjadi pemicu terbesar saat ini.
Berdasarkan penelitian Nenoin yang dilakukan MERCK merupakan Studi Klinis mengenai kesehatan saraf tepi yang pertama kali diadakan di Indonesia menunjukkan bahwa gawai menyumbang 61,5 persen penyebab orang mengalami neuropati.
Kemudian, neuropati juga disebabkan oleh mengendarai motor atau mobil (58,5 persen), duduk dengan posisi sama dalam waktu yang lama (53,7 persen), dan mengetik dengan komputer (52,8 persen).
Selain gaya hidup, kekurangan vitamin B juga menjadi penyebab utama terjadinya neuropati. Berdasarkan riset tersebut, tercatat hanya 30,2 persen orang yang mengonsumsi vitamin B.
Ilustrasi konsumsi vitamin. Shutterstock.com
Hasil penelitian itu juga menyebutkan neuropati dapat dicegah dan diobati sebelum menjadi fatal. Untuk upaya pencegahan, jalani gaya hidup sehat, olahraga teratur, istirahat yang cukup, pola makan dengan gizi seimbang, dan konsumsi vitamin neurotropik 1 kali sehari sejak dini secara teratur atau sesuai petunjuk dokter.
Penelitian tersebut  telah dipublikasikan di Asian Journal of Medical Sciences 2018. Nenoin dilakukan di delapan kota melibatkan 411 pasien yang mengalami gejala neuropati ringan sampai sedang dari etiologi yang berbeda. Jadi sangat dapat dipercaya dan representatif terhadap masyarakat Indonesia.
Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), Ketua Kelompok Studi Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat yang juga konsultan neurologis dari Departement Neurologi FKUI/RSCM, mengatakan neuropati memberikan beragam ketidaknyamanan dalam beraktivitas sehari-hari.
Jika dibiarkan, gejala neuropati seperti kram, kebas, dan kesemutan dapat menetap dan mengarah pada kelumpuhan. Saraf dengan kerusakan lebih dari 50 persen sudah tidak dapat diperbaiki.
Salah satu contoh kerusakan saraf adalah Carpal Tunnel Syndrome(CTS). CTS dengan kondisi parah dapat menyebabkan rasa nyeri dengan frekuensi serangan yang semakin sering bahkan menetap.
"Rasa nyeri tersebut dapat membuat fungsi tangan menjadi terbatas sehingga dapat menimbulkan kelumpuhan otot dan mengakibatkan kecacatan yang berpengaruh pada pekerjaan penderita . Dari fisik terlihat, tergantung dari jenis saraf yang terkena. Bila saraf tangan yang terkena dan tidak mendapatkan pengobatan yang baik maka telapak dan jari-jari tangan menjadi melengkung,” ujarnya.
Lebih lanjut Manfaluthy mengatakan, infeksi akibat neuropati banyak dialami oleh mereka yang mengalami kebas atau mati rasa atau baal sehingga tidak terasa ketika luka. Luka yang terjadi sangat mungkin terkena infeksi. Infeksi semakin parah ketika dialami oleh penderita diabetes.
"Pada penderita diabetes, angka prevalensi neuropati meningkat menjadi 50 persen atau satu dari dua penderita. Penurunan kualitas hidup terjadi ketika intensitas terjadinya gejala-gejala neuropati semakin sering," tambahnya.
Sumber: Tempo.co

Hindari 5 Kesalahan dalam Mengolah Pasta

Ilustrasi merebus pasta. Getnowapp.com
TEMPO.COJakarta - Kandungan karbohidrat dalam pasta membuat makanan khas Italia ini bisa menjadi pengganti nasi yang menyenangkan. Namun salah memasak pasta dapat membuat rasanya tidak yummy.
Pasta dibentuk dari adonan tepung terigu, air, telur, dan garam. Adonan ini kemudian bisa dibentuk beraneka ragam sesuai dengan kreasi Anda. Di Italia, ada lebih dari 650 jenis pasta.
Aneka ragam bentuk dan cara mengolahnya membuat pasta kian populer di Indonesia. Seperti kita ketahui, nenek moyang Indonesia tidak mewarisi tradisi memasak pasta. Jadi lumrah saja jika banyak kesalahan yang biasa dilakukan dalam memasak pasta. Kesalahan dalam mengolah pasta rumahan akan membuat cita rasanya berbeda dari masakan restoran. Agar pasta buatan Anda selezat masakan restoran, kenali lima kesalahan dalam memasak pasta berikut ini.
1. Tidak memilih bentuk pasta yang benar
Pasta tidak dibuat dengan 101 bentuk dan ukuran tanpa maksud. Bentuk dan ukuran pasta yang berbeda memerlukan cara memasak yang berbeda pula. Lama merebus pasta juga berbeda-beda, bergantung pada ukuran dan bentuk pasta. Pasta yang terlalu keras atau lembek akan merusak cita rasanya. Kenali pasta berdasarkan kategorinya: mulai spageti, fusillimacaronipenne, fettuccine, rotini, dan lain-lain. 
2. Mengikuti petunjuk lama memasak di kemasan pasta
Memasak haruslah fleksibel dan mengikuti insting. Terkadang, mengikuti resep yang tertera di kemasan pasta juga tak melulu berbuah pasta yang bagus. Bentuk panci, serta besar kecilnya api kompor dan oven juga mempengaruhi tingkat kematangan pasta. Dalam memasak pasta jangan terlalu kaku. Jangan terpaku pada petunjuk durasi memasak pasta tertera di kemasan. 
Nah, untuk memastikan apakah pasta Anda sudah matang dengan sempurna, jangan segan-segan mencicipinya. Ambil sedikit lalu rasakan apakah tingkat kematangannya sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum.
3. Terlalu lama direbus
Untuk pasta yang memerlukan proses pemanggangan, sebaiknya jangan direbus sampai matang. Biarkan pasta direbus hingga ¾ matang, karena proses masak masih akan dilanjutkan di dalam oven. Dengan lama merebus dan memanggang yang pas, pasta Anda akan terolah dengan sempurna dan hasilnya al dente.
4. Tidak menggarami air rebusan
Ini kesalahan terbesar yang membuat rasa pasta kurang gurih. Proses merebus adalah satu-satunya tahap untuk membumbui pasta. Agar pasta Anda terasa gurih meski tidak diberi saus, Anda harus menggunakan air yang asin untuk merebus. Pasta yang direbus dengan air garam akan bercita rasa lebih gurih dan sedap.
5. Membuang semua air sisa rebusan
Ketika saatnya proses meniriskan pasta, jangan buang air hingga benar-benar tiris. Sesungguhnya sisa air rebusan pasta itu sangat berharga. Anda memang tak membutuhkannya untuk masakan pasta dengan saus basah seperti marinara atau bolognese, tapi untuk jenis pasta yang kering atau creamy, menambahkan sedikit air sisa rebusan pasta adalah cara sempurna untuk membuat pasta yang kering tampak lebih mewah dan berkilau.
Sumber: Tempo.co

3 Kesalahan dalam Memasak Nasi

Nasi di dalam rice cooker (penanak nasi). shutterstock.com
TEMPO.COJakarta - Meskipun setiap hari makan nasi, bukan berarti kita ahli memasak nasi. Umumnya kita menganggap sepele kesalahan yang kerap dilakukan saat memasak nasi. Padahal beberapa di antaranya bisa berisiko terhadap kesehatan.
Berikut daftar kesalahan saat memasak nasi yang diungkap Mashed:
1. Tidak menggunakan peralatan yang benarKebanyakan dari kita percaya, panci dengan lapisan antilengket adalah yang terbaik untuk memasak nasi. Padahal tidak selalu demikian, terutama jika digunakan untuk pemanasan tinggi dan berulang-ulang seperti untuk memasak nasi. Beberapa zat pelapis akan rusak seiring waktu dan ini dapat tanpa sengaja tertelan oleh Anda dan keluarga. 
2. Tidak mencuci berasBanyak pendapat yang bilang, jangan mencuci beras terlalu bersih. Nanti nutrisi dan vitaminnya jadi berkurang atau bahkan hilang. Orang-orang yang membeli beras dalam kemasan bahkan terlalu percaya kalau beras yang akan dikonsumsinya itu sudah hadir dalam kondisi bersih, sehingga tidak perlu dicuci lagi. Tapi, coba sekali-kali Anda pastikan kebersihan beras yang Anda beli dengan cara menampung air bekas cucian dalam mangkuk. Jika terlihat putih yang jernih, Anda boleh yakin beras yang Anda beli sudah bersih. Jika terlihat sedikit saja kecokelatan atau keruh, mencuci sekali atau dua kali dengan air dingin akan jauh lebih baik. 
3. Tidak menjaga kualitas aroma nasi Jika tidak tercium aroma nasi saat menyantapnya. Ada yang salah dalam proses memasknya, cek volume air yang digunakan untuk memasak beras. Air yang terlalu banyak dan waktu memasak yang terlalu lama akan membuat aromanya hilang. Untuk membuat beras tetap matang sempurna dalam wantu singkat, rendam beras selama beberapa saat sebelum dimasak. Beras yang sudah sedikit empuk hanya membutuhkan sedikit air dan waktu untuk memasaknya.
Sumber: Tempo.co

Alasan Mikha Tambayong 6 Tahun Melupakan Nasi

Mikha Tambayong. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo.
TEMPO.COJakarta - Mikha Tambayong selalu memperhatikan makanan yang dikonsumsinya. Enam tahun belakangan ini, aktris dan model berusia 23 tahun itu tak lagi mengonsumsi nasi.
"Bukan menghindari, aku sudah enggak makan nasi, terakhir enam tahun yang lalu. Aku enggak terlalu suka dari sananya sama nasi," ungkap Mikha.
Ia beralasan ingin mengurangi kadar gula yang masuk ke tubuhnya. Sebagai pengganti nasi, Mikha lebih banyak mengonsumsi sayuran dan makanan yang mengandung protein.

Nyatanya, ia juga bukan termasuk pecinta sayur. Untuk mengakalinya, Mikha mengonsumsi sayur dengan cara dijus. Hal itu terbilang efektif bagi Mikha demi menjalani pola hidup sehat.
Sumber: Tempo.co